Photography Workshop with Arbain Rambey

Saya baru ingat kalau ada photography workshop yang saya hadiri tapi belum sempat saya tuliskan di blog ini.

18 Februari 2017 bertempat di Aruba Room, Kota Kasablanka, Jakarta merupakan kali keduanya saya mengikuti workshop bertemakan fotografi dengan Arbain Rambey, wartawan senior Kompas.

WhatsApp Image 2017-03-27 at 13.06.31

Arbain memulai karirnya sebagai wartawan tulis pada harian Kompas sejak tahun 1990. Sekarang doi menjabat sebagai Redaktur Foto Harian Kompas.

Kenapa sih sekarang saya jadi rajin sekali belajar tentang fotografi? Dulu, saya hanya sebatas mengagumi sebuah hasil karya fotografi. Kini, dengan semakin menekuni penulisan blog, saya mau ga mau harus belajar terus menerus mengenai teknik fotografi agar menghasilkan gambar yang bagus dan dapat mewakili tulisan saya.

Mau tau lebih lanjut apa aja sih yang saya pelajari dari photography workshop kali ini?

Tanya KENAPA. Sebelum mencoba memotret, coba ambil sebuah foto yang menurut kalian bagus. Tanyakan dua hal tentang foto tersebut kepada diri kalian. Yang pertama, “Apa yang bagus menurut saya di foto ini?”. Apakah karena modelnya yang ganteng/cantik, apakah karena dengan melihat foto tersebut saya jadi kepengen mendatangi daerah tersebut dan sebagainya.

Pertanyaan kedua, “Bagaimana ya caranya si fotografer bisa mendapatkan foto yang bagus seperti ini?” Bisa jadi foto bagus yang dihasilkan itu merupakan koneksi (chemistry) antara fotografer dengan modelnya yang merasa nyaman sehingga foto yang dihasilkan terlihat alami. Mungkin juga proses pemotretan foto tersebut berlangsung di pagi hari saat cahaya matahari sedang bagus-bagusnya. Atau, foto bagus tersebut diambil dari tempat yang tinggi, misalnya di atas pohon.

Praktik langsung. Memotret bukan hanya persoalan praktik langsung mengambil foto. Sebaiknya bila ingin mendapatkan foto yang bagus, sering-seringlah melihat karya orang lain dan Tanya KENAPA seperti di atas. Hal tersebut pada akhirnya akan menjadi perbendaharaan (library) di otak yang lama kelamaan membuat foto hasil karya kita menjadi semakin bagus dari hari ke hari dan respon kita menjadi lebih cepat ketika melihat momen bagus untuk sebuah foto.

3 Kunci. Untuk mendapatkan hasil foto yang bagus, kita hanya butuh tiga kunci, yaitu pencahayaan terbaik, obyek yang statis dan kemampuan melihat.Pencahayaan terbaik ada pada waktu pagi hari (7-9 pagi) dan sore hari (3-5 sore).

Yang terpenting dalam fotografi adalah kemampuan melihat maka perlu melatih kemampuan dan kreativitas memotret. Cara latihan pun dapat dilakukan dengan sederhana, misalnya kita bisa melakukan perjalanan keliling kota sambil memotret hal yang lazim seperti moda transportasi, orang-orang di daerah tersebut, flora, fauna sampai benda mati.

Selanjutnya, Arbain Rambey berbagi pengalamannya sebagai wartawan foto. Pada tahun 2005, ada sebuah perusahaan minyak Eropa yang meminta Arbain memotret untuk website perusahaan tersebut dan doi dibiayai keliling dunia untuk menghasilkan foto yang dimaksud. Ini artinya profesi fotografer bisa menjadi profesi yang menghasilkan dan karya kita bisa dibayar mahal jika tekun dan produktif.

Nah, untuk persoalan harga ada tips dari Arbain yaitu jangan serakah dan jangan menyesal. Misalnya, ada orang yang tertarik dengan hasil foto kita dan kita mematok harga sekian Rupiah, ternyata orang tersebut langsung mengiyakan maka jangan merasa “harusnya gue kasih harga di atas itu ya”. Jangan pula menyesal apabila saat kita menawarkan hasil foto kita terlalu tinggi dan tidak jadi dibeli oleh orang tadi. Sebaiknya “kita belajar tahu harga kita di mana” dan menilai foto yang kita hasilkan dengan proses serta usaha yang kita keluarkan.

Bagaimana dengan hak cipta? Perlukah watermark apabila berbagi di media sosial?

Media sosial merupakan area news sehingga selama sebuah foto tidak komersial, tidak mengandung unsur pornografi maka tidak masalah dengan hak cipta apabila kita meng-upload foto tangan sepasangan penganting yang sedang tukar cincin misalnya.

Arbain menjawab bahwa doi ga pernah membuat watermark untuk foto yang dia upload di media sosial karena menurutnya, kalau foto ga mau diambil orang ya ga usah di-upload ke media sosial. Kalau kalian sudah meng-upload foto itu artinya foto tersebut sudah disedekahkan untuk dipakai oleh siapa saja maka sebaiknya foto yang di-upload di media sosial merupakan foto yang ketajamannya tidak sebaik model dslr canonΒ  πŸ™‚

Nah, gimana…. sudah semakin tahu kan apa dan bagaimana fotografi itu?!

Sekarang saatnya praktek memotret!

-Honey Josep-

10 thoughts on “Photography Workshop with Arbain Rambey

  1. Makasiih sharingnyaa 😊😊. Pencahayaan itu penting banget buat dpetin foto yg ciamiik. Biasanya saya motret pas golden time mbaak 😁pagi hari gtu atau sore pas sebelum senja jam 3 an. Hasilnyaa lumayan bagus. Hehehe

    Like

  2. Iya mbak, terima kasih sharingnya. Kalau ditekuni dengan betul profesi ini cukup menguntungkan ya mbak, seperti Mas Arbain yang bisa keliling dunia untuk fotoin perusahaan minyak. Luar biasa.

    Like

  3. Pingback: Memotret dengan Smartphone | Live Well. Love Much. Laugh Often

Leave a comment